Sabtu, 14 September 2019

Masih pantaskah aku disebut bunga

Masih pantaskah aku disebut bunga
Nurul wahdani

Kala itu, setiap malam, aku mengendap-ngendap 
bagaikan pencuri di istana sendiri
Semuaku lakukan demi bisa bertemu denganmu
Aku bersembunyi dari mereka
Aku sekan buta,Aku seakan tuli 
Akan semua larangan mereka
Aku tak hiraukan mereka, aku di butakan oleh cintaku terhadapmu
Aku membantah mereka,ya! kedua orang tuaku
Itu semua kulakukan karena kecintaan ku terhadapmu kasihku
Aku begitu berharap banyak kepadamu
Sehingga aku lupa kepada sang penciptaku, aku berpaling darinya, aku menjadi manusia yang tidak tahu diri
Hanya dengan ungkapan ungkapan cinta yang sederhana
Aku melupakan semuanya, ibuku,ayahku dan sang penciptaku
aku begitu terbuai dan terlena akan ungkapan cintamu. 
Aku memberikan seluruh hidupku untukmu
Dengan mudahnya aku terbuai bujuk rayumu
Aku sangat bodoh untuk percaya dengan kata-katamu yang akan menjadikanku istrimu
Dengan mudahnya aku berikan hal yang selama ini ku jaga yaitu kehormatanku kepadamu 
Itukan yang kau katakan bukti cinta? 
Itu jugakan yang kau katakan lambang cinta? 
Kau juga mengatakan akan selalu setia kepadaku
Tapi ternyata, setelah kau mendapatkan apa yang kau mau. 
Dengan teganya kau melupakan semua janji-janji manismu
Kau tingnggalkan aku
Layaknya barang rongsokan yang tak laku dijual
Kau biarkan aku menanggung malu ini sendiri
Begitu bodohnya aku, begitu naifnya aku telah percaya kata kata sikumbang durjana
Sekarang hanya penyesalan yang tersisa
Apakah masih pantas aku disebut perempuan? 
Tidak aku tak pantas disebut perempuan,tak ada perempuan yang menggadaikan kehormatannya kepada seekor kumbang
Aku hanya bisa menyesal, walau sudah terlambat. 
Aku menangis meratapi nasibku. 
Kemanakah harus kubawa hidup ini?
Aku hanyalah manusia biasa
yang bodoh saat bertemu cinta
Pesanku untukku seluruh perempuan diluar sana 
Jadilah bunga yang tumbuh di tepi Jurang,susah dipetik namun indah dipandang
Jangan jadi bunga yang tumbuh di tepi jalan, indah dipandang namun mudah dipetik. 

10 komentar:

  1. Baiknya dibuat paragraf atau bait-bait ka. Masih ada beberapa kata yang typho. Kata yang mengacu pada nama Tuhan atau kata gantinya mesti menggunakan huruf kapital misalnya, berpaling dari-Nya.

    Isinya sudah bagus banget, mengingatkan kepada para perempuan tentang pentingnya menjaga diri.

    Mantap!

    BalasHapus
  2. Seburuk apapun masa lalu
    Kau masih pantas
    Ketika masih ada keinginan untuk berubah


    Dalem bgd ka

    BalasHapus
  3. sediih
    nyatanya sekarang banyak yg terbuai janji palsu cinta

    BalasHapus
  4. Jadi ingat perkataan seorang teman kepada saya,"Kau itu bagaikan bunga edelweis di atas gunung, tak semudah itu laki-laki mendapatkan dirimu"

    BalasHapus
  5. Lanjutkann nurul. Tapi msh banyak yg typonih, trus kata2 yg beriringan harus pake tanda ya, kata-kata

    BalasHapus
  6. ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus