Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan. Ian masih penasaran akan sosok misterus yang selalu memberikannya lily putih di hari kamis. Ian ingin tahu akan siapa sosok di balik lily putih itu. Yang membuat ian penasaran adalah kenapa bunga itu hanya ada di hari kamis. Itu masih jadi tanda tanya besar untuk Ian. Karena hari ini adalah hari kamis, Ian datang lebih awal ke sekolah. Ian ingin mastikan apakah hari ini bunga itu ada dan dia berharap bisa menemukan sosok misterius tersebut. Sampai di kelas Ian langsung memeriksa lacinya dan ternyata benar hari ini bunga itu ada. Ian langsung melihat ke seluruh kelas tidak ada orang selain dirinya. Ian masih bingung dibuatnya, siapakah sosok misterius bunga lily tersebut?. Tak lama setelah itu satu persatu murid datang memenuhi ruang kelasnya.
Reno : “Tumben amat cepat bro, biasanya juga jam segini masih nunggu bus” (Ucap Reno dengan nada menyindir)
Ian : “Biasalah ini” (Sambil menunjukkan bunga lily di tangannya)
Reno : “Belum ketemu sama pengirimnya” (Tanya Reno antusias)
Ian : (Yang di tanya hanya geleng-geleng kepala)
Tak lama setelah mereka berbincang-bincang guru pun masuk ke kelas dan langsung mengumumkan bahwa hari ini mereka akan di buat kelompok. Dan semuanya terdiri dari 10 kelompok. 1 kelompok hanya terdiri dari 2 atau 3 orang. Sesuai intruksi mereka langsung mengambil no undian. Setelah mereka semua mendapat no undian. Suasana kelas berubah menjadi seperti di pasar karena mereka sibuk mencari pasangan kelompoknya. Bu guru sudah mencoba mendiamkan tapi siswanya seakan tuli akan peringatan dari gurunya.
Ian : “Siapa yang kelompok 5 angkat tangan” (Tanya Ian sedikit berteriak)
Maya yang mendengar Ian menyebutkan kelompok 5, langsung meloncat-loncat kegirangan karena dia juga mendapatkan no 5. Dia langsung memeluk sahabatnya dan mengatakan bahwa dia kelompok 5 sama dengan Ian.
Sekar : “Kamu kenapa sih?” (Tanya sekar heran melihat Maya seperti cacing ke panasan)
Maya : “Aku 1 kelompok dengan Ian” (Jawab Maya kegirangan)
Sekar : “Oh. Itu bagus, aku ikut senang” (Sambil tersenyum)
Ian : “Mana ni, kelompok 5?” (Tanya Ian sekali lagi)
Maya : “Aku”(Jawab Maya sambil mengangkat tangan)
Ian : “Oh, salam kenal aku Ian” (Sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan)
Tapi Maya hanya memandang tangan Ian tanpa niat membalas. Maya sangat terpesona akan sosok Ian, baru pertama kali baginya melihat Ian sedekat ini. Yang di pandang merasa aneh.
Sekar : “Maya” (Sambil menyenggol)
Maya : “Eh e Maya Septiani. Maaf” (Ucap Maya sangat malu)
Ian : “Kamu?’’(Tanya Ian kepada Sekar)
Sekar : “Sekar” (Jawabnya sedikit tersenyum)
Ian : “Oke kapan kita bisa mulai buat tugas”
Maya : “Bagaimana kalau minggu depan” ( Tanyanya sambil berfikir)
Ian : “Oke, baiklah. Aku pergi dulu, sampai nanti Maya Sekar” ( Ucap Ian berpamitan)
Mereka hanya tersenyum membalas pamitan dari Ian. Setelah kelas aman kembali, bu Bela langsung melanjutkan materinya. Hari ini full sampai habis jam bu Bela mengajar, karena berhubung guru yang lain sedang ikut rapat. Bu bela yang menggatikannya. Tidak lama setelah penyampaian materi, bel yang di tunggu berbunyi yaitu bel istirahat. Banyak murid berbondong-bondong keluar, ada yang pergi ke kantin, ada yang ke perpustakaan dan ada juga yang memilih di kelas. Sedangkan Maya dan Sekar memilih untuk tidak keluar karena mereka sudah membawa bekal. Tak lama setelah bel istirahat berbunyi, bel pulang pun langsung berbunyi. Ternyata hari ini jadwal pulang mereka di percepat. Semua murid senang bukan main saat tahu cepat pulang. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing.
***
Tidak terasa sudah beberapa minggu ia lewati, Sekar berangkat dan pulang sekolah sendirian. Karena Maya yang biasanya bersamanya sudah sering di antar jemput oleh Ian. Ia setelah mereka 1 kelompok Maya mulai akrab dengan Ian. Maya selalu menceritakan kedekatan hubungan mereka. Dan tak jarang Sekar melihat Ian keluar bareng bersama Maya. Itu membuat Sekar senang, karena setidaknya cinta Maya tak bertepuk sebelah tangan. Setiba di sekolah Maya langsung di sapa oleh Maya.
Maya : "Sekar maaf ya" (ucapnya penuh penyesalan)
Sekar : " Tidak apa-apa" (Sekar hanya tersenyum)
Akhirnya bel masuk pun berbunyi. Hari ini pembelajaran seperti biasa. Setelah selesai belajar, bel istirahat pun berbunyi. Dan tak lama setelah istirahat langsung di lanjutkan pembelajaran dengan pelajaran selanjutnya. Pembelajaran hari ini berlangsung dengan khidmat. Karena hari ini yang masuk adalah guru paling killer. Tidak ada yang berani bergerak walau hanya sekedar betukar posisi. Dan setelah pembelajarannya selesai mereka akhirnya lega karena sekaeang sudah waktunya pulang. Pembelajaran hanya 2 jam menjadi seperti 2 hari hanya karena yang masuk adalah sang guru killer. Semua semangat untuk pulang, ada bermacam jenis murid saat pulang. Ada yang di jemput pacarnya, ada yang pulang dengan sahabatnya, ada juga yang di jemput oleh sopir dan ada juga yang pulang sendiri seperti nasib ku saat ini. Ya sekarang aku pulang sendiri lagi. Karena akhir-akhir ini Maya sering bersama Ian. Apa boleh buat jika harus pulang sendiri.
***
Tidak terasa sudah seminggu berlalu dan sekarang sudah hari kamis. Yaitu waktunya memberikan bunga kepada yang di kasih. Mungkin hari ini akan menjadi hari terakhir untuknya memberi bunga lily putih, bahkan sudah 2 minggu ini dia memutuskan tak memberikannya bunga lily putih. Sekarang dia sudah benar-benar menyerah akan perasaan yang tak terbalaskan ini. Dia sudah amat lelah dengan semua ini, ia sudah tak sanggup lagi mencintainya dalam diam.. Dia ingin benar-benar menyerah dan mencukupkan sampai disini. Karena ini hari terakhirnya memberi bunga, akan dia berikan saat pulang sekolah nanti. Saat tak ada lagi manusia yang berada di sekolah dia akan langsung menaruhnya di laci.
Maya : "Sekar " (Panggil Maya) Sekar. : "Tidak bareng Ian? " ( Tanya Sekar penasaran)
Maya : "Tadi Ian bilang, akan naik bus sama-sama. Tapi tiba-tiba dia membatalkannya" (Jawab Maya dengan keadaaan murung)
Sekar : " Yang sabar" (Nasehat Sekar)
Maya : " Apa, aku menyerah aja ya kar. Jujur aku lelah banget, sikap Ian itu gak bisa di tebak. Kadang ramah, kadang gak perduli dan kadang seakan gak kenal" (Jelaskan Maya dengab keadaan murung)
Sekar : "Kamu harus sabar, beri waktu untuk Ian"
Maya : "Tapi aku gak sanggup. Ian terlalu ramah dengan semua perempuan"
Sekar : "Sudah-sudah, sudah cukup bahas Ian. Takutnya kita tidak ke sekolah.
Saat mereka sibuk berbincang-bincang bus datang. Mereka langsung menaikinya. Dan bus langsung melaju ke sekolah.
Sedangkan di sekolah Ian seperti biasa setiap hari kamis dia akan datang lebih awal. Karena itulah dia membatalkan janjinya untuk berangakat bersama dengan maya hari ini. Tapi sayang yang di tunggu tak ada, sudah 3 minggu dengan hari ini. Bunga itu tidak ada, sang misterius bunga lily tak datang untuk mengantarkan bunga itu untuknya. Ian betanya-bertanya kemana perginya si misterius itu.
Reno : "Kenapa tu muka, kusut banget"
Ian : " Aku udah 3 minggu gak dapat kiriman lily dari sosok misterius itu"
Reno : "Mungkin lilynya naik harga kali, makanya dia gak bisa kirimin kamu lily lagi"
Ian : "Kamu bisa gak sih serius" (ucap Ian geram)
Reno : "Lah kok marah sih" (jawabnya heran)
Sebenarnya Ian ingin keluar karena terlalu kesal dengan Reno, tapi saat ingin keluar bel masuk langsung berbunyi. Membuat Ian membatalkan rencananya. Tak lama guru yang mengajar langsung masuk. Hari ini pembelajarannya berjalan dengan baik, Ian masih enggan berbicara dengan Reno. Bahkan sudah jam istirahat saja Ian masih tidak mau berbicara dengan Reno. Terkadang sikap Ian seperti anak kecil jika ngambek. Tapi Reno tak gentar tetap mengajak bicara Ian walau yang di ajak bicara tak perduli.
Reno : " Ian udah dong ngambeknya, kek anak kecil tau gak" (Ucap Reno sambil membujuk Ian)
Ian : ( Masih diam)
Reno : "Yaudah deh aku mjnta maaf, aku bantuin deh cari si misterius itu"
Ian : "Kamu serius? "( Tanya Ian antusias)
Reno : "Giliran si misterius itu aja cepat, ia aku bakal bantui. Sekarang ayo ke kantin lapar tau" (Ajaknya sedikit memaksa)
Ian : " Ayok, ternyata ngambek itu lapar juga ya" (Ucap Ian sambil tertawa)
Akhirnya mereka langsung menuju kantin. Setelah mereka sampai di kantin mereka langsung memesan makanan. Tidak lama setelah mereka selesai makan bel masuk berbunyi. Anak-anak harus masuk walau ada di antaranya yang enggan untuk masuk. Akhirnya mereka masuk dan mengikuti pelajaran semestinya. Sebenarnya kegiatan mereka di sekolah memang seperti itu saja. Masuk, istirahat, masuk lagi dan pulang. Hanya terus seperti itu. Dan tak terasa sekarang waktunya untuk pulang.
Maya : "Sekar, maaf ya hari ini aku di jemput" (Ucapnya penuh permohonan)
Sekar : "Tidak apa-apa, ayok kita ke luar bareng"
Saat tiba-tiba berjalan dan hampir sampai di pintu gerbang. Maya mengatakan akan kembali ke kelas, karena meninggalkan hal penting di kelas. Setelah itu Maya berpamitan kepada Sekar agar Sekar langsung pulang saja. Karena sebentar lagi mobil yang menjemputnya akan tiba. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan. Ian masih penasaran akan sosok misterus yang selalu memberikannya lily putih di hari kamis. Ian ingin tahu akan siapa sosok di balik lily putih itu. Yang membuat ian penasaran adalah kenapa bunga itu hanya ada di hari kamis. Itu masih jadi tanda tanya besar untuk Ian. Karena hari ini adalah hari kamis, Ian datang lebih awal ke sekolah. Ian ingin mastikan apakah hari ini bunga itu ada dan dia berharap bisa menemukan sosok misterius tersebut. Sampai di kelas Ian langsung memeriksa lacinya dan ternyata benar hari ini bunga itu ada. Ian langsung melihat ke seluruh kelas tidak ada orang selain dirinya. Ian masih bingung dibuatnya, siapakah sosok misterius bunga lily tersebut?. Tak lama setelah itu satu persatu murid datang memenuhi ruang kelasnya.
Reno : “Tumben amat cepat bro, biasanya juga jam segini masih nunggu bus” (Ucap Reno dengan nada menyindir)
Ian : “Biasalah ini” (Sambil menunjukkan bunga lily di tangannya)
Reno : “Belum ketemu sama pengirimnya” (Tanya Reno antusias)
Ian : (Yang di tanya hanya geleng-geleng kepala)
Tak lama setelah mereka berbincang-bincang guru pun masuk ke kelas dan langsung mengumumkan bahwa hari ini mereka akan di buat kelompok. Dan semuanya terdiri dari 10 kelompok. 1 kelompok hanya terdiri dari 2 atau 3 orang. Sesuai intruksi mereka langsung mengambil no undian. Setelah mereka semua mendapat no undian. Suasana kelas berubah menjadi seperti di pasar karena mereka sibuk mencari pasangan kelompoknya. Bu guru sudah mencoba mendiamkan tapi siswanya seakan tuli akan peringatan dari gurunya.
Ian : “Siapa yang kelompok 5 angkat tangan” (Tanya Ian sedikit berteriak)
Maya yang mendengar Ian menyebutkan kelompok 5, langsung meloncat-loncat kegirangan karena dia juga mendapatkan no 5. Dia langsung memeluk sahabatnya dan mengatakan bahwa dia kelompok 5 sama dengan Ian.
Sekar : “Kamu kenapa sih?” (Tanya sekar heran melihat Maya seperti cacing ke panasan)
Maya : “Aku 1 kelompok dengan Ian” (Jawab Maya kegirangan)
Sekar : “Oh. Itu bagus, aku ikut senang” (Sambil tersenyum)
Ian : “Mana ni, kelompok 5?” (Tanya Ian sekali lagi)
Maya : “Aku”(Jawab Maya sambil mengangkat tangan)
Ian : “Oh, salam kenal aku Ian” (Sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan)
Tapi Maya hanya memandang tangan Ian tanpa niat membalas. Maya sangat terpesona akan sosok Ian, baru pertama kali baginya melihat Ian sedekat ini. Yang di pandang merasa aneh.
Sekar : “Maya” (Sambil menyenggol)
Maya : “Eh e Maya Septiani. Maaf” (Ucap Maya sangat malu)
Ian : “Kamu?’’(Tanya Ian kepada Sekar)
Sekar : “Sekar” (Jawabnya sedikit tersenyum)
Ian : “Oke kapan kita bisa mulai buat tugas”
Maya : “Bagaimana kalau minggu depan” ( Tanyanya sambil berfikir)
Ian : “Oke, baiklah. Aku pergi dulu, sampai nanti Maya Sekar” ( Ucap Ian berpamitan)
Mereka hanya tersenyum membalas pamitan dari Ian. Setelah kelas aman kembali, bu Bela langsung melanjutkan materinya. Hari ini full sampai habis jam bu Bela mengajar, karena berhubung guru yang lain sedang ikut rapat. Bu bela yang menggatikannya. Tidak lama setelah penyampaian materi, bel yang di tunggu berbunyi yaitu bel istirahat. Banyak murid berbondong-bondong keluar, ada yang pergi ke kantin, ada yang ke perpustakaan dan ada juga yang memilih di kelas. Sedangkan Maya dan Sekar memilih untuk tidak keluar karena mereka sudah membawa bekal. Tak lama setelah bel istirahat berbunyi, bel pulang pun langsung berbunyi. Ternyata hari ini jadwal pulang mereka di percepat. Semua murid senang bukan main saat tahu cepat pulang. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing.
***
Tidak terasa sudah beberapa minggu ia lewati, Sekar berangkat dan pulang sekolah sendirian. Karena Maya yang biasanya bersamanya sudah sering di antar jemput oleh Ian. Ia setelah mereka 1 kelompok Maya mulai akrab dengan Ian. Maya selalu menceritakan kedekatan hubungan mereka. Dan tak jarang Sekar melihat Ian keluar bareng bersama Maya. Itu membuat Sekar senang, karena setidaknya cinta Maya tak bertepuk sebelah tangan. Setiba di sekolah Maya langsung di sapa oleh Maya.
Maya : "Sekar maaf ya" (ucapnya penuh penyesalan)
Sekar : " Tidak apa-apa" (Sekar hanya tersenyum)
Akhirnya bel masuk pun berbunyi. Hari ini pembelajaran seperti biasa. Setelah selesai belajar, bel istirahat pun berbunyi. Dan tak lama setelah istirahat langsung di lanjutkan pembelajaran dengan pelajaran selanjutnya. Pembelajaran hari ini berlangsung dengan khidmat. Karena hari ini yang masuk adalah guru paling killer. Tidak ada yang berani bergerak walau hanya sekedar betukar posisi. Dan setelah pembelajarannya selesai mereka akhirnya lega karena sekaeang sudah waktunya pulang. Pembelajaran hanya 2 jam menjadi seperti 2 hari hanya karena yang masuk adalah sang guru killer. Semua semangat untuk pulang, ada bermacam jenis murid saat pulang. Ada yang di jemput pacarnya, ada yang pulang dengan sahabatnya, ada juga yang di jemput oleh sopir dan ada juga yang pulang sendiri seperti nasib ku saat ini. Ya sekarang aku pulang sendiri lagi. Karena akhir-akhir ini Maya sering bersama Ian. Apa boleh buat jika harus pulang sendiri.
***
Tidak terasa sudah seminggu berlalu dan sekarang sudah hari kamis. Yaitu waktunya memberikan bunga kepada yang di kasih. Mungkin hari ini akan menjadi hari terakhir untuknya memberi bunga lily putih, bahkan sudah 2 minggu ini dia memutuskan tak memberikannya bunga lily putih. Sekarang dia sudah benar-benar menyerah akan perasaan yang tak terbalaskan ini. Dia sudah amat lelah dengan semua ini, ia sudah tak sanggup lagi mencintainya dalam diam.. Dia ingin benar-benar menyerah dan mencukupkan sampai disini. Karena ini hari terakhirnya memberi bunga, akan dia berikan saat pulang sekolah nanti. Saat tak ada lagi manusia yang berada di sekolah dia akan langsung menaruhnya di laci.
Maya : "Sekar " (Panggil Maya)
Sekar. : "Tidak bareng Ian? " ( Tanya Sekar penasaran)
Maya : "Tadi Ian bilang, akan naik bus sama-sama. Tapi tiba-tiba dia membatalkannya" (Jawab Maya dengan keadaaan murung)
Sekar : " Yang sabar" (Nasehat Sekar)
Maya : " Apa, aku menyerah aja ya kar. Jujur aku lelah banget, sikap Ian itu gak bisa di tebak. Kadang ramah, kadang gak perduli dan kadang seakan gak kenal" (Jelaskan Maya dengab keadaan murung)
Sekar : "Kamu harus sabar, beri waktu untuk Ian"
Maya : "Tapi aku gak sanggup. Ian terlalu ramah dengan semua perempuan"
Sekar : "Sudah-sudah, sudah cukup bahas Ian. Takutnya kita tidak ke sekolah"
Saat mereka sibuk berbincang-bincang bus datang. Mereka langsung menaikinya. Dan bus langsung melaju ke sekolah.
Sedangkan di sekolah Ian seperti biasa setiap hari kamis dia akan datang lebih awal. Karena itulah dia membatalkan janjinya untuk berangakat bersama dengan maya hari ini. Tapi sayang yang di tunggu tak ada, sudah 3 minggu dengan hari ini. Bunga itu tidak ada, sang misterius bunga lily tak datang untuk mengantarkan bunga itu untuknya. Ian betanya-bertanya kemana perginya si misterius itu.
Reno : "Kenapa tu muka, kusut banget"
Ian : " Aku udah 3 minggu gak dapat kiriman lily dari sosok misterius itu"
Reno : "Mungkin lilynya naik harga kali, makanya dia gak bisa kirimin kamu lily lagi"
Ian : "Kamu bisa gak sih serius" (ucap Ian geram)
Reno : "Lah kok marah sih" (jawabnya heran)
Sebenarnya Ian ingin keluar karena terlalu kesal dengan Reno, tapi saat ingin keluar bel masuk langsung berbunyi. Membuat Ian membatalkan rencananya. Tak lama guru yang mengajar langsung masuk. Hari ini pembelajarannya berjalan dengan baik, Ian masih enggan berbicara dengan Reno. Bahkan sudah jam istirahat saja Ian masih tidak mau berbicara dengan Reno. Terkadang sikap Ian seperti anak kecil jika ngambek. Tapi Reno tak gentar tetap mengajak bicara Ian walau yang di ajak bicara tak perduli.
Reno : " Ian udah dong ngambeknya, kek anak kecil tau gak" (Ucap Reno sambil membujuk Ian)
Ian : ( Masih diam)
Reno : "Yaudah deh aku mjnta maaf, aku bantuin deh cari si misterius itu"
Ian : "Kamu serius? "( Tanya Ian antusias)
Reno : "Giliran si misterius itu aja cepat, ia aku bakal bantui. Sekarang ayo ke kantin lapar tau" (Ajaknya sedikit memaksa)
Ian : " Ayok, ternyata ngambek itu lapar juga ya" (Ucap Ian sambil tertawa)
Akhirnya mereka langsung menuju kantin. Setelah mereka sampai di kantin mereka langsung memesan makanan. Tidak lama setelah mereka selesai makan bel masuk berbunyi. Anak-anak harus masuk walau ada di antaranya yang enggan untuk masuk. Akhirnya mereka masuk dan mengikuti pelajaran semestinya. Sebenarnya kegiatan mereka di sekolah memang seperti itu saja. Masuk, istirahat, masuk lagi dan pulang. Hanya terus seperti itu. Dan tak terasa sekarang waktunya untuk pulang.
Maya : "Sekar, maaf ya hari ini aku di jemput" (Ucapnya penuh permohonan)
Sekar : "Tidak apa-apa, ayok kita ke luar bareng"
Saat tiba-tiba berjalan dan hampir sampai di pintu gerbang. Maya mengatakan akan kembali ke kelas, karena meninggalkan hal penting di kelas. Setelah itu Maya berpamitan kepada Sekar agar Sekar langsung pulang saja. Karena sebentar lagi mobil yang menjemputnya akan tiba.
Reno : " Jadi selama ini kamu sosok misterius itu" (Ucap Reno terkejut)
Ternyata Reno juga balik ke kelas ada sesuatu barangnya tertinggal dia tidak menyangka akan bertemu sosok yang selama ini yang ingin di temui sahabatnya ian. Bahkan Reno tak menyangka jika dirinyalah si sosok misterisu itu.
Reno : " Aku akan telfon Ian supayadiaa tahu" (Ucapnya lantang)
Yang di pergoki hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata-kata. Dia befikir hari ini akan menjadi hari terakhirnya. Bukan malah menjadi awal dari malapetakanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar