Senin, 09 September 2019

Sekedar penantian saja

Hari demi hari,tahun demi tahun  kulewati tapi yang ku tunggu tak kunjung menyapa. Apakah kau telah melupakanku belovedku atau kau telah lupa jalan untuk pulang? Jika iya katakan, katakakan kepadaku engkau dimana? akan ku jemput engkau.dan akanku tunjukkan kepadamu kemana arah pulang. Tapi sekarang aku  hanya bisa merasakan sisa sisa kehadiranmu di tempat ini. Seolah olah aku dapat melihat dengan jelas sosokmu tepat berada di depanku. Persis seperti saat sebelum kau meninggalkanku,sekarang hanya jejak-jejak bayanganmu yang masih tersisa. Dan kata-katamu masih bisa ku jabarkan satu-persatu saat kau memutuskan meninggalkanku.
10 tahun yang lalu
"sarah, maaf! "ucap sosok lelaki didepanku,banyak makna yang dapat ku simpulkan dari tatapannya. Tatapan menyesal, bersalah dan tatapan enggan untuk meninggalkan.
"jika tidak sanggup menetaplah"pintaku
"tidak bisa sarah, ayah tidak bisa,terlalu banyak luka yang ayah goreskan untukmu dan ibumu,      sekarang waktunya ayah untuk memperbaikinya"
"apakah memperbaiki harus dengan saling menjauh? Bukankah dengan bersama itu jauh lebih baik ayah"ucapku bercucuran air mata
"tidak bisa sarah.kadang perpisahan mengajarkan kita segala hal.Termasuk apa artinya bersama,jadi ayah mohon berhentilah menangis"ucap ayah memohon
"apakah dengan sarah tidak menangis ayah akan kembali? "
"iya sarah saat kamu sudah menjadi anak yang baik dan tidak cengeng ayah akan menemuimu kembali ditempat ini jagalah ibumu"
Aku mengangguk dan bertanya"ayah berjanji?"
"ya ayah berjanji"
Aku melihat tatapan ragu dari nya,tapi aku tetap percaya bahwa sang ayah tidak pernah melanggar janjinya. Setelah berjanji sang ayah pergi meninggalkan putrinya yang malang. Sang putri sudah berjanji untuk tidak akan menangis, tapi air mata perlahan jatuh seiring kepergian sang ayah tercinta. Dan dia berjanji hanya untuk hari ini saja sang putri menangis setelah itu dia akan tetap kuat. 
***
Setelah kepergian sang ayah bertahun-tahun sang putri berubah dari gadis ceria menjadi gadis yang sedikit arogan, itu semua di lakukan agar terlihat kuat. Dia menahan air matanya setiap kali akan jatuh,selama bertahun-tahun tak pernah sekalipun sang gadis terseyum dengan tulus. Karena alasan untuk terseyum telah pergi meninggalkannya. Kehidupannya seolah dipaksakan untuk bertahan demi menunggu yang disayang. Separuh kehidupannya sudah pergi bersama sang ayah 8 tahun yang lalu. 
Ya!!! ini cerita tentang seorang anak yang menunggu kepulangan sang ayah. Dan sang anak itu bernama sarah safitri.
Genap 18 tahun umurku dan sudah 8 tahun sang pembuat janji tidak pernah datang hanya sekedar untuk menyapa. Dan sudah 8tahun ku menahan tangisku, berharap sang ayah kembali tapi kenyataan omong kosong. Sang ayah tak pernah kembali. Sebegitu tidak berartinya aku di kehidupannya, sehingga sang ayah lupa bahwa selalu ada yang menunggunya di tempat yang sama. Sekarang tak pernah sekalipun ku mengerluarkan air mata, walau sebesar apapun sakit yang ku dapat. Aku tetap menahannya dan berharap sang pembuat janji bisa menepatinya. Tapi kurasa itu hanya akan menjadi penantian semata.
Ayah apakah kau tau? pada saat aku berumur 11 tahun. Tepat pada hari ayah,aku bertengkar dengan temanku di sekolah. Dia mengejekku karena aku tak punya ayah,menurutnya aku tak boleh merayakan hari ayah. Karena kesal dan marah aku mendorongnya dan dia membalas doronganku,aku terjatuh kepalaku terkena ujung meja. Tapi kau tau? aku tak menangis sedikitpun. Aku menahannya dan aku berhasil. Aku pulang kerumah dengan kegirangan dan berkata kepada ibu. Bahwa aku berhasil menahan air mataku. Dan kau tau ayah ibu langsung membawaku kepelukannya dan dia berkata
"menangislah jika itu sakit,tak perlu di tahan karena mungkin dengan menangis bebanmu terangkat"tapi tidak, aku tetap tidak menangis dan berkata kepada ibu. Jika aku menangis akan lama lagi ayah akan kembali bu. 
Pelukan ibu semakin erat,dan aku melihat ibu, aku melihat tatapannya,tatapan kesakitan, tatapan kerinduan dan tatapan kasihan semua tatapan melebur menjadi satu yaitu tatapan yang begitu menyiksa. Dan aku bingung kenapa tatapan itu yang ibu berikan, seharusnya tatapan bahagia yang harus di tampakkan oleh ibu, karena aku berhasil menahan air mataku setiap kali aku kesakitan. 
Tapi sekarang aku mengerti arti tatapannya beberapa tahun yang lalu,sekarang aku merasakan semua tatapan itu. Aku tahu ibu sangat mengkhawatirkanku,aku juga tahu setiap malam ibu menangis memikirkanku. Bahkan ibu juga ikut berubah bersamaku. 8 tahun yang lalu,ibu orang yang ceria, penuh kehangatan dan pastinya cerewet seperti ibu-ibu kebanyakan. Tapi sekarang ibu sudah jarang berbicara,ibu sering termenung dan aku tahu yang di pikirkan ibu itu pasti tentangku. Tapi aku seakaan buta, tidak melihat kesedihan ibu, aku tahu bukan hanya aku yang merasakan kehilangan. Tapi ibu juga,bahkan ibu sangat merasakan kehilangan. Karena orang yang dipercaya selama ini berubah menghianatinya. Tapi ibu tak prrnah menampakkannya didepanku. Aku tahu aku egois karena yang aku fikirkan setiap hari hanya ayah.  Aku lupa bahwa masih ada ibu yang harus aku perhatikan. Aku tahu aku sangat egois tapi perceraian ayah dan ibu tak bisa aku terima. Sebenarnya bagiku merekalah yang egois. Apakah mereka tak memikirkanku sebelum mereka bercerai. Apakah mereka tak memikirkan kasih sayang untukku akan berkurang. Merekalah yang egois karena tak memikirkan aku. Itu yang selalu kupikirkan.
Aku tahu ayah salah dan aku paham bagaimana perasaan ibu,bersabar kala menghadapi cemoohan orang. Karena ibu harus mengutang ketetangga karena perekonomian keluarga yang buruk. Tapi ibu tak pernah merasa sedih bahkan ibu terlalu bahagia untuk orang yang tak berkecukupan. Ibu selalu tersenyum dan menyemangati ayah untuk berusaha lebih keras lagi. Tak pernah ibu menuntut sama sekali. Saat itu dimana kau mendapatkan pekerjaan baru kau ingat ayah dan kau beritahu kami kau mendapatkan pekerjaan yang lebih layak,ibulah orang pertama kali bahagia. Bahkan kau membawa kami jalan-jalan dengan mobil untuk pertama kalinya. Walau itu hanya mobil pinjaman dari tempatmu bekerja, kami tidak masalah. Bahkan setelah bekerja ditempat yang layak itu kau menjadi tidak punya waktu bersama kami. Tapi aku dan ibu tak pernah mepermasalahkan. Setelah ayah bekerja ditempat itu. Ayah menjadi sedikit kasar,sering membentak ibu dan sering marah jika ibu hanya melakukan sedikit kesalahan. Bahkan pertengkaran itu, bukan hanya sekali tapi sudah berkali-kali. Tiba pada malam itu,itulah puncaknya pertengkaran mereka. Ternyata ada orang ketiga dalam keluarga kecil kami. Kenapa harus orang ketiga ayah? Kenapa harus orang ketiga yang menyebabkan keretakan dalam istana kita. Ibu begitu kecewa kepadamu dan kata-kata itu keluar dengan sendirinya.”ceraikan aku”itulah yang ibu katakan. Aku terkejut saat mendegar ibu mengucapkan kata-kata itu. Mungkin jika hanya kekurangan harta ibu masih bisa bersabar tapi jika hadirnya orang ke tiga ibu tidak bisa bertoleransi. Akhirnya aku mendengarkan kata-kata yang tak ingin aku dengar keluar dari mulutmu ayah. Aku ingin kalian memperbaikinya bukan menyudahinya. Tapi sepertinya ibu tidak bisa walau ayah sudah meminta maaf kepada ibu. Akhirnya kalian memilih jalan masing-masing. Tinggallah aku sendiri yang meratapi kesedihanku. Keluarga keciku yang bahagia berubah menjadi keluarga yang berantakan,hanya karena manusia sedikit mengenal uang dan lupa pada yang setia menunggu sebelum beruang.   
Walau seperti itu keadaannya,aku selalu mendatangi tempat terakhir kali kita bertemu. Dan ibu tak pernah melarangku bahkan ibu selalu mengatakan sabar,saat aku pulang meberitahunya bahwa hari ini sama, yang kutunggu tak datang. Aku sangat berharap ayah kembali dan memperbaiki semuanya. Agar kita kembali utuh dan menjadi keluarga yang lengkap seperti dulu. Saat memikirkan itu aku merasa semangat tapi saat melihat kenyataannya kadang aku ingin menyerah. Tapi aku percaya sang waktu tak akan pernah menghianatiku dan lambat laun sang waktu akan menyerah mempermainkanku dan mengaku kalah karena sang pembuat janji akan datang. Aku tau sang pencipta tak pernah tidur dan aku yakin bahwa doa doaku selama ini didengarkan hanya saja waktunya belum tepat untuk saling bertemu. 
Setiap hari aku akan ketempat yang sama dan tempat ini seakan tidak bosan menungguku. Tempat ini sudah banyak berubah. Dulu hanya ada pohon yang besar dan ayunan. Tapi di tempat inilah banyak kenangan kita tersimpan ayah. Sebelum kau bekerja di tempat terkutuk itu,aku sangat membenci tempat kerja barumu karena di situlah mulainya retak istana kita ayah. Karena sebelum kau bekerja di tempat itu kita sering bermain bersama di tempat ini. Walau kadang lelah setelah bekerja,tapi tak pernah seharipun kau lupa untuk mengajakku ketempat ini.karena hanya tempat inilah yang mampu kau hadiahkan untukku dan ibu. Walaupun aku tak pernah melihatmu memberikan hadiah untuk ibu,tapi aku tahu,ibu tak pernah merasakan kekurangan begitu juga aku, dengan kalian berdua sudah bisa membuatku bahagia. Saat memikirkan tentang tempat ini akan begitu banyak kenangan yang terbayang dalam otakku.
Apakah kau ingat ayah? Saat umurku 8 tahun,saat hari ulang tahunku tiba kau berjanji akan memberiku hadiah ditempat ini. Aku dan ibu menunggumu di tempat ini. Tapi kau tak kunjung datang dan aku menangis sejadi-jadinya tapi ibu mencoba menenangkanku dan menyuruhku menunggumu dirumah. Tapi aku keras kepala dan tetap ingin menunggumu disini. Akhirnya ibu mengalah dan terus menghiburku,menceritakan cerita-cerita aneh yang membuatku tertawa dan tidak lama setelah itu kau berlari ke arahku,memelukku dan juga memberikan hadiah kepadaku. Aku membukanya,saat aku membukanya ibu terus saja berkata: cepatlah nak buka hadiahnya ibu penasaran. Dan kita tersenyum melihat tingkah ibu,karena ibu lebih antusias dariku. Setelahku membuka,aku begitu senang walau hanya sepasang ikat rambut tapi aku begitu menyukainya.setelah itu aku langsung meyuruh kalian memakaikannya. Ibu mengikat sebelah kiri dan kau ayah mengikat sebelah kanan. Setelah itu kita tertawa bersama merayakan ulang tahunku yang sempat tidak jadi. Saat kau terlambat datang aku yakin kau pasti datang walau ibu berkali-kali menyuruhku pulang, begitu juga dengan sekarang aku yakin kau akan datang. Tapi untuk saat ini mungkin akan sedikit lebih lama karena pekerjaan barumu. Jika mengingat tentang kenangan kita akan begitu banyak kenangan yang tak bisa kujabarkan satu persatu ditempat ini. Tapi sekarang tempat ini banyak berubah. Tempat ini sekarang berubah menjadi tempat yang tak terurus, banyak ditumbuhi oleh dedaunan liar, rerumputannya yang semakin memanjang dan pohon yang dulu terlihat kokoh kini semakin tua. Tapi aku tak pernah berubah ayah aku selalu datang ketempat ini. 
Tidak perduli pagi tidak perduli malam, karena aku tak ingin melewatkan sedetikpun waktu untuk bertemu denganmu. saat bosan menunggumu ditempat ini. Aku akan mengusirnya aku akan berbicara,aku akan membicarakan kenangan yang dulu pernah kita lewati. Saat aku dan ibu pernah bahagia bersamamu, hanya rerumputanlah yang setia mendengarkanku. Seperti orang bodoh bukan,tapi bagaimana lagi hanya rerumputanlah yang setia menemaniku. Tapi aku tidak pernah lelah untuk datang. Karena hari semakin gelap kucukupkan sampai disini penantianku untuk hari ini. Aku akan kembali lagi esok hari. Hanya inilah kegiatanku selama 8 tahun. Datang kala fajar tiba, pulang kala fajar kembali keperadabannya. Dan aku berharap semoga ada perubahan untuk esok hari. Aku terus berjalan menyusuri rerumputan-rerumputan dan meninggalkan tempat yang penuh kenangan,yang setia ku kudatangi setiap hari dan berharap sang semesta sedikit kasihan melihatku.
***
Saat ayam berkokok aku langsung terbangun,dirimulah yang pertama kali ku bayangkan. Setelah kurasa cukup aku membayangkanmu,aku bergegas melaksanakan kewajibanku sebagai hamba dan tidak lupa ku angkat tangan ku dan berdoa kepadanya.aku meminta kepadanya agar kita diizinkan untuk bertemu atau hanya sekedar tau kabar. Setelah ritual pagiku selesai aku akan langsung datang ketempat yang sama. 
Berjam-jam aku menunggu,hari semakin sore langit semakin gelap. Awan semakin menghitam,angin semakin kencang berehembus. Ada apa dengan hari ini. Seakan-akan badai akan datang. Tapi itu tak membuatku surut,walau semakin dingin aku tetap menunggu. Tapi sepertinya aku harus menyudahinya. Dan aku yakin bahwa hasilnya akan sama seperti tahun tahun yang telah berlalu, ternyata tidak tiba-tiba aku melihat sesosok laki laki dari kejauhan, aku begitu bahagia dan sangat berterimakasih kepada sang pencipta karena telah menjawab doaku. 
Seiring lelaki itu berjalan, semakin dekat dia berjalan semakin jelas terlihat dan semakin jelas kekecewaan yang kuterima, ternyata itu bukan orang kutunggu selama ini. Bahkan aku tidak mengenali siapa laki-laki itu. Tapi kenapa dia mengetahui namaku dan juga dia mengetahui nama ayahku dan ibuku. Sebenarnya siapa laki-laki ini dia begitu lembut berbicara kepadaku dan ada keperluan apa dia datang kepadaku. Ternyata laki-laki ini adalah suruhan ayah dan begitu senangnya aku ternyata ayah masih mengingatku. Tapi kenapa laki-laki ini yang datang kenapa bukan ayah langsung. Aku langsung berfikir positif mungkin ayah sibuk. Dan tidak lama laki-laki itu memberiku selembar surat dan aku yakin itu pasti dari ayah,aku tidak sabar ingin membukanya tapi laki-laki ini seakan enggan berlalu di hadapanku, seakan mengerti dengan apa yang aku fikirkan laki-laki ini meminta diri untuk pergi dari hadapanku. Dengan senang hatiku persilahkan karena aku ingin membuka surat dari ayah dan aku akan katakan ke ibu sekian tahun aku menunggu akhirnya ayah memberiku kabar. 
Langsung saja ku buka suratnya dengan senyuman yang tak pernah hilang dibibirku. Setelah kubuka
"apa kabar putri kecil ayah? Jika kamu ingin mengetahui kabar ayah, ayah baik baik saja Ayah tau tak pantas sebenarnya memberimu surat. Tapi ayah ingin saampaikan kepadamu. Berhentilah,berhentilah menunggu, karena ayah takkan pernah kembali. Maafkan ayah yang tak bisa menepati janji ayah, ayah tau ayah bukanAyah yang baik untukmu. Jagalah ibumu,perhatiakanlah ibumu sedikit saja jangan terlalu memikirkan ayah. Jadi ayah harap kamu mau memaafkan ayah. Yang tak bisa menepati janji ayah. Harapan ayah hiduplah seperti anak perempuan pada umumnya dan lupakan janji ayah padamu.Dan berhentilah Menunggu,berhentilah datang ke tempat itu. Karena ayah tak akan pernah kembali,ayah sayang padamu.  Sekali lagi maafkan ayah putriku"
tertanda: lelaki pengecut ayahmu
       Bagaikan luka yang disirami jeruk nipis hatiku saat ini begitu pedih rasanya,berrtahun-tahun aku menunggu hanya sepucuk surat bodoh ini yang datang aku tak bisa terima. Aku kehabisan kata-kata. Air mata yang kutahan selama bertahun-tahun keluar dengan derasnya,hujan pun turun perlahan mengikuti derasnya air mataku. Ternyata ini alasannya kenapa hari ini berbeda dengan hari-hari yang lalu,seakan semesta ikut bersedih melihat nasibku yang malang ini.aku menangis meyusuri hujan. Baiklah aku akan pulang karena disini bukan tempatku. Tempatku ada dirumah karena disana selalu ada sesosok bidadari yang selalu menantikan kepulanganku. Mungkin selama ini aku buta akan sosok ibu yang begitu mengkhawatirkan aku, karena aku terlalu sibuk mengejar harapan yang tak pasti. Untuk saat ini akan kubiarkan luka ini mengering dengan sendirinya. Biarkanlah ini berlalu dan biarkanlah ini hanya menjadi penantianku yang takkan berujung.

18 komentar:

  1. Bagus ceritanya mbak. Kalau boleh kasih masukan. Ceritanya lebih di eksplor lagi supaya lebih greget lagi mbak πŸ˜˜πŸ˜πŸ€—

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih mbak masukannya.
      tapi maksud di eksplor itu gimana ya?,saya kurang mengerti.hehe

      Hapus
  2. Anak perempuan memang biasanya lebih dekat sama ayahnya sih ... Bisa dilanjut mbak, mungkin ayahnya gembong mafia makanya kalau tinggal sama keluarga bisa bahaya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe benar anak perempuan cenderung manja dengan ayah.

      Hapus
  3. Awalnya aku kira ditinggal sang kekasih. Hehee
    Kerwn nih ceritanya. Tapi mungkin bisa disederhanakan paragrafnya jadi beberapa kalimat, supaya yang baca nggak ngos-ngosan. Jangan lupa pake spasi juga, Mb. πŸ˜„

    BalasHapus
  4. Wah bagus sekali pemilihan kata-katanya, sangat menghayati dalam membuat tulisannya :)

    BalasHapus
  5. Keren Ceritanya
    Banyak selesai tanda koma (,) gk di ksasih spasi yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe terimakasih masukannya. lain kali akan saya perbaiki di tulisan yang selanjutnya.

      Hapus
  6. alur ceritnya bagus mbk... paragraf awal bikin penasaran tapi menurutku terlalu panjang dikit

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih mbak.akan saya usahakan perbaiki kembali

      Hapus
  7. Dalem banget mba ceritanya. Namun maaf mba, ada kata yg typo πŸ˜€

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kak. saya akan usahakan lebih teliti lagi

      Hapus
  8. [S]arah, maaf! "ucap sosok lelaki di [] depanku, banyak makna yang dapat kusimpulkan dari tatapannya. Tatapan menyesal, bersalah dan tatapan enggan untuk meninggalkan.

    Mba, usahakn setiap memulai prcakapan pake huruf besar, di dengan kata tempat dipisah, ku dengan kata sifat digabung. :)

    BalasHapus